Margin Pemasaran Belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat

  • Yoni Agustina Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Riau
  • Tince Sofyani Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Riau
  • Darwis Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Riau
Keywords: ikan belut, keuntungan, pemasaran, pendapatan, budidaya ikan

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.  Tujuan penelitian ini untuk menelusuri saluran pemasaran belut, menganalisis margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, dan efisiensi pemasaran belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan margin pemasaran Belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat Margin pemasaran belut dari Aceh ke konsumen Baso sebesar Rp.30.000, konsumen Bukittinggi sebesar Rp.32.000, konsumen Payakumbuh sebesar Rp.35.000, konsumen Batusangkar sebesar Rp.40.000, konsumen Padang sebesar Rp.45.000. Biaya pemasaran belut Aceh yaitu sebesar Rp 5.818,-/kg dan kentungan pemasaran belut Aceh sebesar Rp 4.181,-/kg belut. Margin pemasaran belut dari Palembang ke konsumen Baso sebesar Rp.33.000, ke konsumen Bukittinggi sebesar Rp.35.000, konsumen Payakumbuh sebesar Rp.38.000, konsumen Batusangkar sebesar Rp. 43.000, konsumen Padang sebesar Rp 48.000. Biaya pemasaran belut palembang yaitu sebesar Rp.5.256,-/kg dan keuntungan pemasaran belut Palembang sebesar Rp.7.744,-/kg belut. Pemasaran belut dari Aceh ke daerah konsumen Baso, Bukittinggi, dan Payakumbuh dikategorikan efisien, sedangkan pemasaran ke daerah konsumen Padang Kota dan Batusangkar dikategorikan tidak efisien. Pemasaran belut dari Palembang ke daerah konsumen Baso dan Bukittinggi dikategorikan efisien, sedangkan pemasaran ke daerah konsumen Padang kota, Payakumbuh dan Batusangkar tidak efisien.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daniel, 2009. Perencanaan dan Analisis Proyek Perikanan. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jakarta. 12 hal

Istiyanti, E. 2010. Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Jurnal Pertanian Mapeta 12(2). 124 hal

Kotler P,and Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Penerbit Erlangga.

Levens, M. 2010. Marketing: Defined, Explained, Applied. International Edition. Pearson: Prentice Hall

Setiorini, F. 2008. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Mas Di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. [Skripsi] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sudiyono, 2009. Pemasaran Pertanian Mengenai Margin Pemasaran dan Biaya-Biaya Lembaga Pemasaran. UMM Prees. Malang. 221 hal

Sutarno, 2014. Analisis Efisiensi Pemasaran Kedelai di Kabupaten Wonogiri Jurnal Agrenika. 14 (1): Jawa Tengah. 10 hal

Tjipno, F. 2010. Analisis Pemasaran Mengenai Strategi Pemasaran: Edisi 3. Andi offset. Yogyakrta. 185 hal.

Published
2023-04-01
How to Cite
Yoni Agustina, Tince Sofyani, & Darwis. (2023). Margin Pemasaran Belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir, 4(2), 31-38. Retrieved from https://sep.ejournal.unri.ac.id/index.php/jsep/article/view/132